Jumat, 12 April 2013

late post -

 Hey Invisible Readers-__- , this is actually my old story which the outline was made when i was junior high school. then i wrote it when i'v bought my 'stringalv' (re : new laptop) ,and did the editting last year. well . this is not a reality , kinda fan fiction . i and my friend (indah) love to make kind of fan fiction every single free time of lessons at school :P . i dunno what i shud post , then i decided to post this old story . hohooh , but haven't found any tittle yet . so this is it.

Part 1


Dunia, tak bisakah ia jujur kepadaku ? ada apa sebenarnyaa ?

 Ini cerita, dimana kisahnya saja masih dalam tahap penemuan , kita awali saja. Cinta itu, pada awalnya muncul darimana. Apakah dunia diam-diam menyembunyikannya di sebuah tempat dengan dasar sedalam tak terhingga, atau keberadaannya ada dipermukaan, tak tersembunyi, malah nampak, sangat jelas. Siang itu , terlalu terik , matahari membakar jiwa insan yang sedang menikmati aktivitas olahraganya siang itu. Hah?! Siang-siang begini , olahraga ? Olahraga lari-larian maksudnya, bukan olahraga sih. Disini disebutnya sebagai hukuman.
 erghhh , hukuman , rutinitas keseharian yang harus dikerjakannya.
“ dua putaran lagi , sabar vi . gue ketua osis , jadi..gue musti jujur  “  katanya , memperhatikan gerak-gerik gadis itu lamat-lamat , nampak kelelahan. Tapi, hukuman adalah hukuman .
“ kalau capek , istirahat dulu . sebentar lanjutkan lagi “ katanya sekali lagi , tak ada yang mengindahkan ucapannya. Dibanding memikirkan perkataannya, gadis itu memilih mengacuhkan saja, ada kesibukannya yang lebih penting, menyelesaikan putaran terakhirnya .
“makanya , lain kali jangan terlambat lagi . “ ucap pemuda itu sekali lagi , gadis itu nampak kelelahan menikmati  5 putarannya siang ini , final .selesai juga , nafasnya tersengal-sengal . Melihat wajah pucat gadis itu , pemuda satu ini merasa kasihan juga, hingga ia menyodorkan sebotol air mineral ke gadis itu .
“ minum cepat , capek sekali ya ? “ gadis itu mendesah amat teramat pelan , hingga akhirnya,ia malah acuh-tak-acuh dengan sikap pemuda itu. Pergi , meninggalkannya seorang diri .
“sampai kapan lo mau acuhin gue kayak gitu ?! “ kesal pemuda itu akhirnya, masih saja. Tak ada jawaban , dengan lirikan berselang dalam beberapa detik , ia tetap pergi . dengan kata, meninggalkannya-lagi- .



***
  Dalam kerumitan suasana yang tercipta, ia abaikan aku diam-diam .
  Masih saja berharap dengan dunia, panggung itu belum saja mendakwanya, membiarkan kejujuran yang mengalir apa adanya, dan nyatanya hanya adegan drama kebohongan yang tercipta di dalamnya. Ia harap, ia harap agar drama itu berakhir dengan indahnya, agar tak ada lagi kelelahan untuk para pemain, apalagi si pemain utama. Cerita apa ini ? ini, masih cerita kita .

 Sudah cukup keheningan , jangan ada lagi sepi .

“ vin ! anggota tim mading siapa semua ya ? “ tanya Cakka , temannya yang satu ini belum hafal juga ternyata.
“eh , lo kan ketua di seksi itu ! anggota lo yang Cuma 5 orang aja gak dihafal , gimana sih . mau gue blacklist ! “ kesal Alvin , masih ada semburat tawa disana. Sejak kapan ketua osis yang satu ini marah ?! (halah)
“ Ampun boss ! T---T , Cepetaaan , gue mau manggil mereka rapat tauk! “ kali ini ,malah Cakka yang kesal . Alvin malah geleng-geleng kepala melihat temannya ini.
“ Si Sivia, Shilla , Zevana , Ify sama Acha , udah cepeet ! “ Cakka membalas senyum , lalu pergi begitu saja. Alvin masih disitu juga, hingga ia tetap diam , melihat apa yang lewat dihadapannya.
“vin .. sebentar , kita nonton yuk ! ada film baru , romantis. Cocok untuk kita berdua “ masih saja sama, gadis itu menatapnya penuh harap , kabulkan itu , sekali.lagi.saja
“hmm “
“ aku anggap iyaa lhoo ! “ Shilla senyum penuh kegirangan , kekasih  yang sangat dicintainya ini tumben saja ingin diajak untuk acara romantis mereka. Harus ada penampilan spesial di sana, harus ada sesuatu yang spesial , di-sana.
“vi. Ntar , temenin beli baju ya, sepulang sekolah. Terus, dandanin aku .” ajakan Shilla menari-nari di telinga Sivia, seperti .. mencoba memecahkan gendang di telinganya saja, apa boleh buat. ini memang yang harusnya ia lakukan. Mempersatukan mereka, sudah tugasnya.
“iya Shill, aku pasti akan dandanin kamu secantik mungkin “ jawab via , akhirnya . Alvin , tentu saja ia mendengarnya , mendadak jantungnya berdetak menyalahi aturan . jangan , sudah cukup kau tersiksa.
“woy ! Shilla , Sivia ! semua sudah berkumpul , kalian kemana saja daritadi ? “ Cakka tiba-tiba saja datang , memeluk ujung pintu sebentar, mengatur nafasnya yang tersengal-sengal . nampak kejanggalan di bola matanya, ada sebuah kisah yang tercipta di sana.
“hey!hey! cepat lah kaliaaan ! “ teriak Cakka lagi .
“ hah ? anggota mading ngumpul ? aku baru tahu kok “ kata via , Shilla hanya menaik-turunkan bahunya, pertanda tak tahu juga perintah itu.
“ maaf, gue lupa kasih tahu ke kalian “ Alvin menjawab , menatap mata sivia yang di luar kesadarannya , gadis itu juga menatapnya , menatap dalam kebisuannya. Dan , inilah .. alat pemecah sang alat penatap itu.
“ gapapa vin , lain kali bilang-bilang yah . “ tanggap Shilla dengan sergap , mengabaikan acara yang baru saja terjadi beberapa detik silam . dengan segala ekspresi wajah ia keluarkan, menutup segores luka yang baru saja memecah pikirannya. Dalam pikiran , ia bingung . ada-apa-ini
“ iya “ jawab Alvin , final . Sivia dan Shilla pun akhirnya pergi , menuju ruang tugas yang sudah beberapa bulan ini adalah ruang pribadi mereka.
 begitu sajakah ? hening.
***
  Belum , hari ini belum usai. Seperti kenyataannya, sore ini Sivia harus mendandani putri cantiknya ini , sebelum akhirnya nanti ia bertemu pangeran dambaannya, memutar film bergenre romantisme berdua, menikmati kehangatan tangan si pemuda dengan nyamannya , begitu indahnya.
 Shilla, nampak cantik dengan mini dress selututnya , ditambah dengan warna soft-pink kesukaannya, ia pun mengenakan sandal dengan heels yang agak rendah berwarna hitam , wow lah istilahnya.
“Sudah Shilla, sudah cantik kok. Banget malah, hahahaa “ tawa Sivia membuncah, bukan ledekan. Hanya kekaguman luar biasa mungkin.
“ makasih ya vi, pilihan kamu emang selalu bagus ! “ Kata Shilla memuji , tersenyum melihat wajah cantik Sivia. Tersadar oleh waktu , ia langsung menyempurnakan penampilannya dengan sedikit tambahan lipgloss tak berwarna, this is ya ! she is the prince’s . Perfecto. Selesai sudah agenda dandan-mendandan , akhirnya Shilla pun beranjak, membuka pintu kamarnya . membiarkan ia menghirup udara sebentar lagi dengan nikmatnya, baiklah. Ini waktunyaa.
“ Shillaa .. mau kemana ? “ tanya Ibunda Shilla yang tiba-tiba saja muncul dengan takjubnya, melihat anaknya berdandan cantik begini, apalagi kalau bukan bertemu pangerannya.
“kamu mau ketemuan sama Alvin ya ? “ tanya Ibunda Shilla sekali lagi.
“ iyaa, tau aja ma. Aku pamit dulu yaa “ Shilla mencium tangan ibunya seraya mengucap pamit. Sementara itu , “ pergi sama via ya. Suruh dia jagain kamu “ ujar Ibunda Shilla akhirnya.
“hah?” kenapa.harus.aku.

***
  Ramai-Ramai-Ramai , tempat ini sangat ramai , tahukah kau kalau aku benci keramaian ? sudahlah, aku terlanjur sepi,tepatnya ,hatiku yang sepi .terlalu sepi hingga kata sepi bahkan sudah tak bermakna, begitukah ? entahlah..
“ via , maaf ya. Jadi ngerepotin nih . aku kan bukan anak kecil lagi , mama ini gimana sih” gerutu Shilla sendiri, Sivia sebenarnya terima-terima saja, ia. Tidak sih , bohong itu mah. Bagaimana mungkin sivia mau terima kalau teman kencan Shila itu...
“Alvin mana yaa? Kok lama sekali sih. “ gerutu Shilla sekali lagi, sambil memencet-mencet tombol di ponselnya, ia menekan nomor yang sama, berkali-kali. Maasih saja belum ada jawaban. Sivia geleng-geleng sendiri memperhatikan Shilla , hingga tatapannya teralih ke pemuda yang baru saja datang, dengan pakaian kemeja sederhana berwarna putih, dengan sedikit gulungan di ujung lengannya. Juga jeans panjang, serta wajah yang rupawan itu membuat Sivia berpikir kalau dia benar-benar pangeran tampan milik Shilla.
“itu dia Shill” ucap via akhirnya, sambil menunjuk ke arah pemuda itu dengan dagunya.
“ Alviin ! “ Shilla langsung saja melambaikan tangannya sambil memanggil-manggil nama Alvin. Pemuda yang merasa namanya dipanggil itu langsung tersenyum ke arah gadisnya.
“ Shilla.. , a..ada sivia juga?” tanya Alvin seketika menatap wajah gadis sederhana itu.
“ iyaa, mama suruh dia nemenin aku. Gak apa-apakan ? gak marah kan? Dia gak akan ganggu kok, tenang aja” jawab Shilla dengan penuh tanya, jujur. Ada bagian di hati Sivia yang merasakan kehadirannya tak diharapkan di sini, ia takut menerima kenyataan itu, tapi berharap kalau saja ada sedikit perasaan mereka yang mengharap kehadirannya, ia.mereka. Alvin , hatinya mencelos mendengar serumbai pernyataan juga pertanyaan dari Shilla, biarkan ia diam.
“ aku .. “ belum sempat Sivia melanjutkan pernyataannya, Alvin ,langsung saja menyelanya.
“ kalau bisa, gue mohon biarkanlah kami .. “ jangan.jangan lanjutkan,pekik Sivia dalam hati. Tak sanggup mendengar sejumlah lanjutan kata-katanya.
“kalau bisa,lo pergi aja.kembali kalau kami sudah selesai, bisa tidak? “ TengTong ! keputusan untuk sang tersangka telah diputuskan, mari. Aku akan pergi, tenang saja. Tanggapnya , sekal lagi dalam hati.
“iya, saya bisa kok” jawab Sivia akhirnya, hingga kemudian beranjak pergi, mengabaikan lambaian Shilla kepadanya.

Jangan, jangan lagi menghukumi perasaan yang terabaikan itu sekali lagi. Sudah lelah, lelah sekali mendapat hukuman penyiksaan itu berkali-kali, tapi. Bagaimana lagi, itulah yang harus dihadapi.
“vin .. filmnya bagus sekali ya, kamu mau tidak ? kita kayak gitu, duduk di pinggir pantai, bicara kisah-kisah romantis . wahh, seru sekali yaa ! “ ucap Shilla, sambil menikmati romantisme kisah yang tergambar dalam film itu. Menanggapi perkataan Shilla,    Alvin lebih memilih bengong saja, mending tidur daripada harus ber-melow-ria bersama gadis itu.
“ mending maen .. “ tak sempat lagi ia lanjutkan.
“main apaan?” Shilla menyambungkan , “ main gasing? “ lanjutnya.
“hah .. apaan! Itukan mainan anak-anak, mending maen sayang-sayangan sama kamu.hahahaa” perasaan itu sejujurnya diam , kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan Shilla beberapa menit sebelumnya. Gasing?! Apaan pulak.
“ yehh, hahaha. kamu bisa aja. Kirain kamu juga suka gasing kayak via, soalnya . dia maenan tiap harinya ama gasing, dimana-mana bawa gasing.kamu bener,kayak anak-anak aja.”
“Hah ? “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar