Jumat, 12 April 2013

Part 2



***
  Bagaimana aku mau mengabaikan kalau aku selalu diam-diam memperhatikanmu , bagaimana aku tak didakwa kalau perasaan itu menyalahi aturan yang ada, bagaimana aku mau bahagia , kalau senyum saja terpaksa. Bagaimana menurutmu ? bukankah org bilang bahagia itu sederhana ?  Tapi perasaan itu..dengan menyimpanmu di hatiku,rasanya masih sesakit itu. Sebenarnya, bahagia itu rumit sekali perjalanannya.
“ ahh , cepat sekali berhenti !” gerutunya sangat kesal , menyalahkan putaran gasing itu yang selesai terlalu cepat.
“ apaan ini !? Lo kalo main ini jangan di taman dong , maennya di tk aja.hahhahaa” pemuda itu, datang dengan tiba-tiba.mengambil permainan kesayangan Sivia,dengan kasarnya. Menghinanya pulak, apa-apaan cowok ini.
“heh! Kembaliin ! “ Sivia mengambil mainannya dengan paksa. Cowok ini, dia kan ...
“ Lo temen Shilla kan ? gimana sih supaya Shilla itu putus sama Alvin ? gue ini juga cowok baik-baik tau! Dan yang gue lihat , Shilla gak akan bahagia sama cowok brengsek itu ! mending dia sama gue..” ucapnya dengan bangga , ah.begitu lagi, lagi-lagi Shilla. Otaknya memang sudah terkontaminasi dengan nama Shilla.
“ tau ah ! “ tanggap Sivia, kemudian berniat ingin langsung pergi saja, belum sempat ia berjalan 2 langkah , tangan pemuda itu langsung menyergap,menarik lengannya dengan paksa. Hingga wajah mereka, saling menatap satu sama lain.
“ tell me , i am too in love with her “ tatapan pemuda itu mengisyaratkan , matanya menatap Sivia penuh makna. Satu saja, dia benar-benar serius untuk Shilla. Sivia mendesis tajam , apa-apaan cowok ini. Kalau mau rebut Shilla , silahkan saja cari cara sendiri. Gak perlu sampe maksa dia kayak gini .
“ e..hmm , nyantai aja ! tatapan lo sinis banget sih , lo kira gue penculik apa ?! “ sanggah pemuda itu lagi , Sivia yang awalnya menatap garang pun akhirnya luluh .
“ngomong-ngomong , lo habis nangis ya ? “
“ enggak ! “ pekik Sivia cepat , refleks atau ia tak mau mengungkit soal tangis yang baru saja alam saksikan itu, soal siapa penyebab tangis tersebut .
“ waaahh , jangan bohong deh lo . muka lo tuh kayak babi kalo habis nangis, lihat saja . pipi lo merah kayak babi ! wahahhaha “
“ enak aja kamu ! “ Sivia cemberut kesal , lihat saja bibirnya , maju beberapa senti hingga membuat pemuda itu terkekeh lagi .
“ Sudah , biar lo bisa ketawa . mending kita maen gasing bareng ! “ ujar pemuda itu , seraya mengambil paksa gasing yang berada di genggaman Sivia . apa-apaan anak ini , seenaknya saja mengambil gasing itu .
“Riooo ! balikin gasingku ! “ teriak Sivia agak kesal dengan tingkah Rio , pemuda ini . awas sajaa, siaga satu untuk jurus Sivia.
“ kejar dulu , weeeeks :p “ ucap Rio sambil berlarian memutari taman , membuat Sivia tambah kesal dengan cowok satu itu . tak tahu saja, kalau Sivia adalah si gadis lari ! dalam hal lari dialah jagonya! Bagaimana tidak , hampir setiap hari ia harus berlarian memutari lapangan sekolah , jadi untuk ini ..
“Gotcha ! “ pekik Sivia penuh semangat , finally ! Rambut Rio berada dalam genggamannya, dipegangnya rambut itu sangat erat , diarahkanlah tangannya ke kanan dan ke kiri, membuat Rio tak tahan lagi.
“ hahh .. kamu masih berani begini sama aku ? “ ditariknya rambut itu ke kanan.
“ masih mau ngambil barang berhargaku sembarangan ? “ ditariknya rambut itu ke arah kiri.
“ masih mau nanya-nanya soal .... “ baru saja ia ingin menariknya ke arah depan , tapi.. mata itu, akhirnya teralih ke arah mereka , pasangan bulan bintang yang konon bersinar di setiap pantulan mata Sivia.
“viaa .. kamu dicariin ternyata ada di sini . ponsel kamu juga gak bisa dihubungin “ Shilla menyeru dari arah sana, arah yang sama dengan kedatangan Alvin , arah yang berlawanan dengan arah Sivia .
dan .. Rio . Alam menyaksikannya.
“ gue pergi dulu ya. Hey, my honey sweetie Shilla . aku pergi dulu yaa, sampe ketemu lagiii “ ucap Rio melirik ke arah Sivia kemudian berbalik ke arah Shilla. Sivia hanya manyun menatap Rio, sementara Shilla , terlihat dirinya yang bergidik ngeri . Berbeda dengan Alvin .
“ kita .. ehm , yo ! ayo kita jalan ! sama sivia dan shilla juga “ ucap Alvin akhirnya, dia terlihat sedikit.. uhm, salah tingkah . Rio tak mengindahkan , pergi saja dan hilang .
“ vi .. ayo pulang , udahlah vin . gak usah mikirin dia, dia itu cuman mantan sahabat kamu ! yuk ! “ kata Shilla memecah kesunyian yang tercipta beberapa detik yang lalu , Alvin hanya mendesah . berharap gadis di sampingnya itu tahu bahwa ia benar-benar lelah .

late post -

 Hey Invisible Readers-__- , this is actually my old story which the outline was made when i was junior high school. then i wrote it when i'v bought my 'stringalv' (re : new laptop) ,and did the editting last year. well . this is not a reality , kinda fan fiction . i and my friend (indah) love to make kind of fan fiction every single free time of lessons at school :P . i dunno what i shud post , then i decided to post this old story . hohooh , but haven't found any tittle yet . so this is it.

Part 1


Dunia, tak bisakah ia jujur kepadaku ? ada apa sebenarnyaa ?

 Ini cerita, dimana kisahnya saja masih dalam tahap penemuan , kita awali saja. Cinta itu, pada awalnya muncul darimana. Apakah dunia diam-diam menyembunyikannya di sebuah tempat dengan dasar sedalam tak terhingga, atau keberadaannya ada dipermukaan, tak tersembunyi, malah nampak, sangat jelas. Siang itu , terlalu terik , matahari membakar jiwa insan yang sedang menikmati aktivitas olahraganya siang itu. Hah?! Siang-siang begini , olahraga ? Olahraga lari-larian maksudnya, bukan olahraga sih. Disini disebutnya sebagai hukuman.
 erghhh , hukuman , rutinitas keseharian yang harus dikerjakannya.
“ dua putaran lagi , sabar vi . gue ketua osis , jadi..gue musti jujur  “  katanya , memperhatikan gerak-gerik gadis itu lamat-lamat , nampak kelelahan. Tapi, hukuman adalah hukuman .
“ kalau capek , istirahat dulu . sebentar lanjutkan lagi “ katanya sekali lagi , tak ada yang mengindahkan ucapannya. Dibanding memikirkan perkataannya, gadis itu memilih mengacuhkan saja, ada kesibukannya yang lebih penting, menyelesaikan putaran terakhirnya .
“makanya , lain kali jangan terlambat lagi . “ ucap pemuda itu sekali lagi , gadis itu nampak kelelahan menikmati  5 putarannya siang ini , final .selesai juga , nafasnya tersengal-sengal . Melihat wajah pucat gadis itu , pemuda satu ini merasa kasihan juga, hingga ia menyodorkan sebotol air mineral ke gadis itu .
“ minum cepat , capek sekali ya ? “ gadis itu mendesah amat teramat pelan , hingga akhirnya,ia malah acuh-tak-acuh dengan sikap pemuda itu. Pergi , meninggalkannya seorang diri .
“sampai kapan lo mau acuhin gue kayak gitu ?! “ kesal pemuda itu akhirnya, masih saja. Tak ada jawaban , dengan lirikan berselang dalam beberapa detik , ia tetap pergi . dengan kata, meninggalkannya-lagi- .