***
Bagaimana aku mau mengabaikan kalau aku selalu diam-diam memperhatikanmu , bagaimana aku tak didakwa kalau perasaan itu menyalahi aturan yang ada, bagaimana aku mau bahagia , kalau senyum saja terpaksa. Bagaimana menurutmu ? bukankah org bilang bahagia itu sederhana ? Tapi perasaan itu..dengan menyimpanmu di hatiku,rasanya masih sesakit itu. Sebenarnya, bahagia itu rumit sekali perjalanannya.
“ ahh , cepat sekali berhenti !” gerutunya sangat kesal , menyalahkan putaran gasing itu yang selesai terlalu cepat.
“ apaan ini !? Lo kalo main ini jangan di taman dong , maennya di tk aja.hahhahaa” pemuda itu, datang dengan tiba-tiba.mengambil permainan kesayangan Sivia,dengan kasarnya. Menghinanya pulak, apa-apaan cowok ini.
“heh! Kembaliin ! “ Sivia mengambil mainannya dengan paksa. Cowok ini, dia kan ...
“ Lo temen Shilla kan ? gimana sih supaya Shilla itu putus sama Alvin ? gue ini juga cowok baik-baik tau! Dan yang gue lihat , Shilla gak akan bahagia sama cowok brengsek itu ! mending dia sama gue..” ucapnya dengan bangga , ah.begitu lagi, lagi-lagi Shilla. Otaknya memang sudah terkontaminasi dengan nama Shilla.
“ tau ah ! “ tanggap Sivia, kemudian berniat ingin langsung pergi saja, belum sempat ia berjalan 2 langkah , tangan pemuda itu langsung menyergap,menarik lengannya dengan paksa. Hingga wajah mereka, saling menatap satu sama lain.
“ tell me , i am too in love with her “ tatapan pemuda itu mengisyaratkan , matanya menatap Sivia penuh makna. Satu saja, dia benar-benar serius untuk Shilla. Sivia mendesis tajam , apa-apaan cowok ini. Kalau mau rebut Shilla , silahkan saja cari cara sendiri. Gak perlu sampe maksa dia kayak gini .
“ e..hmm , nyantai aja ! tatapan lo sinis banget sih , lo kira gue penculik apa ?! “ sanggah pemuda itu lagi , Sivia yang awalnya menatap garang pun akhirnya luluh .
“ngomong-ngomong , lo habis nangis ya ? “
“ enggak ! “ pekik Sivia cepat , refleks atau ia tak mau mengungkit soal tangis yang baru saja alam saksikan itu, soal siapa penyebab tangis tersebut .
“ waaahh , jangan bohong deh lo . muka lo tuh kayak babi kalo habis nangis, lihat saja . pipi lo merah kayak babi ! wahahhaha “
“ enak aja kamu ! “ Sivia cemberut kesal , lihat saja bibirnya , maju beberapa senti hingga membuat pemuda itu terkekeh lagi .
“ Sudah , biar lo bisa ketawa . mending kita maen gasing bareng ! “ ujar pemuda itu , seraya mengambil paksa gasing yang berada di genggaman Sivia . apa-apaan anak ini , seenaknya saja mengambil gasing itu .
“Riooo ! balikin gasingku ! “ teriak Sivia agak kesal dengan tingkah Rio , pemuda ini . awas sajaa, siaga satu untuk jurus Sivia.
“ kejar dulu , weeeeks :p “ ucap Rio sambil berlarian memutari taman , membuat Sivia tambah kesal dengan cowok satu itu . tak tahu saja, kalau Sivia adalah si gadis lari ! dalam hal lari dialah jagonya! Bagaimana tidak , hampir setiap hari ia harus berlarian memutari lapangan sekolah , jadi untuk ini ..
“Gotcha ! “ pekik Sivia penuh semangat , finally ! Rambut Rio berada dalam genggamannya, dipegangnya rambut itu sangat erat , diarahkanlah tangannya ke kanan dan ke kiri, membuat Rio tak tahan lagi.
“ hahh .. kamu masih berani begini sama aku ? “ ditariknya rambut itu ke kanan.
“ masih mau ngambil barang berhargaku sembarangan ? “ ditariknya rambut itu ke arah kiri.
“ masih mau nanya-nanya soal .... “ baru saja ia ingin menariknya ke arah depan , tapi.. mata itu, akhirnya teralih ke arah mereka , pasangan bulan bintang yang konon bersinar di setiap pantulan mata Sivia.
“viaa .. kamu dicariin ternyata ada di sini . ponsel kamu juga gak bisa dihubungin “ Shilla menyeru dari arah sana, arah yang sama dengan kedatangan Alvin , arah yang berlawanan dengan arah Sivia .
dan .. Rio . Alam menyaksikannya.
“ gue pergi dulu ya. Hey, my honey sweetie Shilla . aku pergi dulu yaa, sampe ketemu lagiii “ ucap Rio melirik ke arah Sivia kemudian berbalik ke arah Shilla. Sivia hanya manyun menatap Rio, sementara Shilla , terlihat dirinya yang bergidik ngeri . Berbeda dengan Alvin .
“ kita .. ehm , yo ! ayo kita jalan ! sama sivia dan shilla juga “ ucap Alvin akhirnya, dia terlihat sedikit.. uhm, salah tingkah . Rio tak mengindahkan , pergi saja dan hilang .
“ vi .. ayo pulang , udahlah vin . gak usah mikirin dia, dia itu cuman mantan sahabat kamu ! yuk ! “ kata Shilla memecah kesunyian yang tercipta beberapa detik yang lalu , Alvin hanya mendesah . berharap gadis di sampingnya itu tahu bahwa ia benar-benar lelah .
“ ahh , cepat sekali berhenti !” gerutunya sangat kesal , menyalahkan putaran gasing itu yang selesai terlalu cepat.
“ apaan ini !? Lo kalo main ini jangan di taman dong , maennya di tk aja.hahhahaa” pemuda itu, datang dengan tiba-tiba.mengambil permainan kesayangan Sivia,dengan kasarnya. Menghinanya pulak, apa-apaan cowok ini.
“heh! Kembaliin ! “ Sivia mengambil mainannya dengan paksa. Cowok ini, dia kan ...
“ Lo temen Shilla kan ? gimana sih supaya Shilla itu putus sama Alvin ? gue ini juga cowok baik-baik tau! Dan yang gue lihat , Shilla gak akan bahagia sama cowok brengsek itu ! mending dia sama gue..” ucapnya dengan bangga , ah.begitu lagi, lagi-lagi Shilla. Otaknya memang sudah terkontaminasi dengan nama Shilla.
“ tau ah ! “ tanggap Sivia, kemudian berniat ingin langsung pergi saja, belum sempat ia berjalan 2 langkah , tangan pemuda itu langsung menyergap,menarik lengannya dengan paksa. Hingga wajah mereka, saling menatap satu sama lain.
“ tell me , i am too in love with her “ tatapan pemuda itu mengisyaratkan , matanya menatap Sivia penuh makna. Satu saja, dia benar-benar serius untuk Shilla. Sivia mendesis tajam , apa-apaan cowok ini. Kalau mau rebut Shilla , silahkan saja cari cara sendiri. Gak perlu sampe maksa dia kayak gini .
“ e..hmm , nyantai aja ! tatapan lo sinis banget sih , lo kira gue penculik apa ?! “ sanggah pemuda itu lagi , Sivia yang awalnya menatap garang pun akhirnya luluh .
“ngomong-ngomong , lo habis nangis ya ? “
“ enggak ! “ pekik Sivia cepat , refleks atau ia tak mau mengungkit soal tangis yang baru saja alam saksikan itu, soal siapa penyebab tangis tersebut .
“ waaahh , jangan bohong deh lo . muka lo tuh kayak babi kalo habis nangis, lihat saja . pipi lo merah kayak babi ! wahahhaha “
“ enak aja kamu ! “ Sivia cemberut kesal , lihat saja bibirnya , maju beberapa senti hingga membuat pemuda itu terkekeh lagi .
“ Sudah , biar lo bisa ketawa . mending kita maen gasing bareng ! “ ujar pemuda itu , seraya mengambil paksa gasing yang berada di genggaman Sivia . apa-apaan anak ini , seenaknya saja mengambil gasing itu .
“Riooo ! balikin gasingku ! “ teriak Sivia agak kesal dengan tingkah Rio , pemuda ini . awas sajaa, siaga satu untuk jurus Sivia.
“ kejar dulu , weeeeks :p “ ucap Rio sambil berlarian memutari taman , membuat Sivia tambah kesal dengan cowok satu itu . tak tahu saja, kalau Sivia adalah si gadis lari ! dalam hal lari dialah jagonya! Bagaimana tidak , hampir setiap hari ia harus berlarian memutari lapangan sekolah , jadi untuk ini ..
“Gotcha ! “ pekik Sivia penuh semangat , finally ! Rambut Rio berada dalam genggamannya, dipegangnya rambut itu sangat erat , diarahkanlah tangannya ke kanan dan ke kiri, membuat Rio tak tahan lagi.
“ hahh .. kamu masih berani begini sama aku ? “ ditariknya rambut itu ke kanan.
“ masih mau ngambil barang berhargaku sembarangan ? “ ditariknya rambut itu ke arah kiri.
“ masih mau nanya-nanya soal .... “ baru saja ia ingin menariknya ke arah depan , tapi.. mata itu, akhirnya teralih ke arah mereka , pasangan bulan bintang yang konon bersinar di setiap pantulan mata Sivia.
“viaa .. kamu dicariin ternyata ada di sini . ponsel kamu juga gak bisa dihubungin “ Shilla menyeru dari arah sana, arah yang sama dengan kedatangan Alvin , arah yang berlawanan dengan arah Sivia .
dan .. Rio . Alam menyaksikannya.
“ gue pergi dulu ya. Hey, my honey sweetie Shilla . aku pergi dulu yaa, sampe ketemu lagiii “ ucap Rio melirik ke arah Sivia kemudian berbalik ke arah Shilla. Sivia hanya manyun menatap Rio, sementara Shilla , terlihat dirinya yang bergidik ngeri . Berbeda dengan Alvin .
“ kita .. ehm , yo ! ayo kita jalan ! sama sivia dan shilla juga “ ucap Alvin akhirnya, dia terlihat sedikit.. uhm, salah tingkah . Rio tak mengindahkan , pergi saja dan hilang .
“ vi .. ayo pulang , udahlah vin . gak usah mikirin dia, dia itu cuman mantan sahabat kamu ! yuk ! “ kata Shilla memecah kesunyian yang tercipta beberapa detik yang lalu , Alvin hanya mendesah . berharap gadis di sampingnya itu tahu bahwa ia benar-benar lelah .